Ayahanda Gusdur atau Abdul Wahid Hasyim
ini dilahirkan di Jombang, Jawa Timur, 1 Juni 1914. Ia putra K.H Hasyim
Asy’ari, ulama besar pendiri Nadhlatul Ulama.
Selain belajar di pesantren Tebu Ireng
milik ayahnya, beliau juga menimba ilmu agama di pesantren lainnya. Beliau juga
mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan lain secara otodidak hingga wawasan ilmu
pengetahuannya dikenal sangat luas.
Pada tahun 1935 beliau mendirikan Madrasah
Nidzamiyah. Beliau juga mendirikan Ikatan Pelajar Pelajar Islam (IPPI) pada tahun
1936. Ketokohan serta kekuasaan ilmu nya menjadikan beliau sosok panutan, tidak
hanya bidang keagamaan saja, melainkan juga di pentas politik pergerakan
nasional. Bersama K.H Mas Mansyur dan K.H Taufiqurahman, beliau mendirikan
Masyumi ( Majelis Syura Muslimin Indonesia) ketika masa pendudukan Jepang.
Beliau juga merupakan salah seorang
anggota Panitia Sembilan dari BPUPKI yang berhasil merumuskan Piagam Jakarta
(Jakarta Charter) yang menggambarkan asas dan tujuan pembentukan negara
Indonesia merdeka.
Setelah Indonesia merdeka, K.H Wahid Hasyim
ditunjuk menjadi Menteri Negara dyalam Kabinet Presidentil dan juga ditunjuk
menjadi Menteri Agama dalam tiga periode pemerintahan, yakni dalam Kabinet
Republik Indonesia Serikat, Kabinet Natsir, dan Kabinet Sukiman Suwiryo. Ia
juga terpilih menjadi Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama. Nadhlatul Ulama
dalam pimpinan K.H Wahid Hasyim kemudian menyatakan keluar dari Masyumi pada
tahun 1951 dan mendirikan Partai Politik Nadhlatul Ulama. K.H Wahid Hasyim
terpilih menjadi Ketua Umum Partai Nadhlatul Ulama.
Berselang 2 tahun kemudian tepatnya pada
tanggal 19 April 1953, beliau wafat dalam kecelakaan mobil di daerah Cimahi.
Jenazah K.H Wahid Hasyim dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional pada
tahun 1964.
0 Response to "Biografi Abdul Wahid Hasyim"
Post a Comment